Dream Theater - Hollow years

Dream Theater - Hollow years

Search This Blog

Saturday, November 6, 2010

Teori Musik

TEORI MUSIK

bagian 1 (Tangga nada)

I. PENDAHULUAN
Musik bagaikan bahasa. Lihat saja paragraf tulisan ini sebagai contoh. Ia-nya terdiri dari kalimat-kalimat. Masing-masing kalimat terdiri dari kata-kata. Kata-kata ini tersusun darihuruf-huruf. Dan huruf-huruf ini diambil dari abjad yang sudah dikenal.
Musik juga memiliki abjad, disebut sebagai tangga nada (scale). Setiap nada identik dengan huruf yang nantinya bersama-sama membentuk chord (identik dengan kata-kata). Kemudian chord bersama-sama membentuk frasa (kalimat musik). Sekumpulan frasa yang baik membentuk lagu yang dapat dinyanyikan.
Jadi chord adalah kosa kata Anda. Dan Anda perlu tahu kosa kata ini. Tapi kosa kata saja tidak cukup, mestilah mampu membentuk kata yang bermakna ketika diucapkan. Dan akhirnya membentuk kalimat yang baik yang dapat dimengerti oleh orang lain [1].
II. TANGGA NADA
Dalam seni musik dikenal ada istilah tangga nada. Ini berisikan kumpulan nada-nada yang harmonis. Keharmonisannya terjadi karena ada ‘aturan’ dibalik itu semua.
II.1 Tangga Nada Kromatik
Kumpulan dari semua nada dalam musik disebut sebagai Tangga Nada Kromatik [2], sebuah nama berasal dari bahasa Yunani : chrôma, yang artinya warna. Dalam hal ini tangga nada kromatik berarti “nada dari tiap warna”. Sama seperti warna cahaya menyatakan frekuensi yang berbeda-beda maka demikian juga dengan nada.
Karena nada selalu berulang untuk tiap oktaf yang ada, maka istilah ‘tangga nada kromatik’ sering dipakai untuk ke-12 nada dari tiap oktaf. Tabel berikut ini menunjukkan frekuensi dari ke-12 nada antara nada A pada 440 Hz dan nada A satu oktaf di atasnya.
tabel 1 
Perbedaan antara 2 buah pitch (nada) yang berdekatan disebut sebagai semiton. Meskipun ada 12 nada dalam 1 oktaf, tapi hanya 7 huruf pertama dari abjad yang dipakai untuk memberi nama pada nada, yaitu dari A sampai G. Kelima nada yang lain dalam tangga nada kromatik diberi nama dengan menempatkan tanda kres (#)1 atau tanda mol (b) setelah notasi nada. Tangga nada kromatik untuk piano dapat dilihat pada gambar 1 berikut ini :
tabel 2
Dan tangga nada kromatik untuk gitar dapat dilihat pada gambar 2 berikut ini :
tabel 3 
dengan garis paling atas adalah senar 1 (pertama) pada gitar.
Ada banyak jenis tangga nada, yang dapat disusun dari nada-nada yang ada dalam tangga
nada kromatik. Karena dalam tangga nada kromatik ada 12 nada, maka dapat dibuat
berbagai tangga nada dengan membuat suatu susunan kombinasi dari nada-nada tersebut.
Bisa dengan menghilangkan beberapa nada [2]. 



bagian 2 (Tangga nada Mayor)



II.2 Tangga Nada Mayor Tangga nada mayor adalah tangga nada yang
     sangat umum dipakai untuk
     musik Barat western).
     Ketika dimainkan secara berurutan tangga nada
     mayor ini kita kenal dengan istilah : 
     do-re-mi-fa-so-la-si-do 2.

Tangga nada ini disusun berdasarkan kekhususan aturan,yaitu kombinasi
interval semiton antara nada-nada yang ada. Aturannya adalah :
2 (tone)
2 (tone)
1 (semitone)
2 (tone)       cat. jarak 2 nada berdekatan disebut semitone, dan
2 (tone)       dua buah semitone disebut tone.
2 (tone)
1 (semitone)
¹Tanda kres (#) berarti nada yang dimainkan 1 semiton lebih tinggi nada semula, dan tanda mol (b) berarti nada yang dimainkan 1 semiton lebih rendah dari nada semula.
² Pengucapan doremisasi berasal dari teks doa Sancto Iohannes : Ut queant laxis, Resonare fibris, Mira gestorum, Famuli tuorum, Solve polluti, Labii reatum, Sancto Iohannes [3]
atau, ada juga yang menuliskan seperti di bawah ini ( contoh tangga nada C )
C – D – E – F – G – A – B – C
1 1 1⁄2 1 1 1 ⁄2
atau pada paranada 3 ditunjukkan seperti gambar 4 di bawah ini [4]
tabel 4 
Berikut ini ditampilkan gambar dengan tangga nada mayor dari C pada piano dan gitar.
tabel 5tabel 6 
Gambar 4 Tangga nada mayor nada C (a) pada piano, (b) pada gitar

Misalkan saja ingin membuat tangga nada dari nada dasar G. Pertama sekali ditulis dulu susunan not dari nada G, seperti gambar 5 berikut.
tabel 7
Susunannya adalah : G – A – B – C – D – E – F – G
Kemudian diatur menurut pola seperti yang dijelaskan di atas, akhirnya menjadi seperti
pada gambar 6 berikut :
tabel 8
Susunan akhirnya menjadi : G – A – B – C – D – E – Fis – G
³paranada adalah gambar kelima garis sejajar yang mendatar, tempat menuliskan not balok
Dari uraian di atas maka dapat diambil kesimpulan untuk tangga nada G mayor diperlukan nada Fis (yaitu nada F dinaikkan 1 semiton). Maka dalam paranada tanda kres ditulis diawal paranada, seperti gambar 7 berikut.
tabel 9
Gambar 7 Tangga nada G mayor dengan tanda kres di depan
Dalam praktik, sangat diperlukan kefasihan dalam menyusun tangga nada dari berbagai macam nada yang ada dalam tangga nada kromatik. Silakan Anda berlatih menyusun tangga nada dari nada dasar C#, D, D#, dst.
Untuk menyusun tangga nada G mayor tampak adanya satu buah tanda kres (#). Hal ini sering disebutkan bahwa tangga nada 1 kres adalah tangga nada G mayor. Tentu ada pula tangga nada lainnya yang memakai 2, 3, dst. tanda kres. Hal ini memudahkan kita (khususnya jika bermain dalam not balok) untuk mengetahui apa nada dasar sebuah lagu. Sebaliknya ada pula tangga nada yang untuk memenuhi aturan tangga nada mayor memerlukan not yang diturunkan satu semiton (atau diberi tanda mol / b). Mengenai hal ini dapat lebih jelas dilihat pada gambar 8 berikut.
tabel 10
Dari lingkaran di atas tampak tangga nada 2 kres adalah nada D dan seterusnya. Demikian
pula tangga nada 2 mol adalah nada Bb (Bes) dan seterusnya.

bagian 3 (Ukuran Interval)

II.3 Ukuran Interval
Interval adalah jarak / selang antara dua buah nada [2,4]. Ada banyak ukuran interval yang dapat dibuat untuk membuat tangga nada. Dalam subbab sebelumnya interval yang dipakai (dalam satuan semiton) untuk membentuk tangga nada mayor adalah : 2-2-1-2-2-2-1, [2]. Tangga nada tidak hanya tangga nada mayor. Ada banyak jenis tangga nada yang lain. Dan itu semua dibuat berdasarkan aturan terhadap interval.
Ukuran interval yang bervariasi akan memberikan tidak hanya suara terdengar yang berbeda tapi juga memberi kesan ‘rasa’ yang juga berbeda. Untuk ukuran interval tertentu campuran nada dapat ‘dirasakan’ begitu ‘pas’ atau cocok (consonant). Tetapi campuran nada yang lain bisa saja kedengarannya rada kurang ‘enak’ atau kurang cocok (dissonant). Kombinasi consonant dan dissonant sangat diperlukan dalam musik. Musik yang hanya berisiconsonant akan terdengar lembut dan lunak. Pemberian dissonant membuat ada ‘tekstur’ dalam musik.
Berikut ini diberikan tabel mengenai ukuran interval (dalam semiton) dan namanya serta penjelasan singkat.
Untuk kemudahan dalam istilah, maka bagian ini ditulis dalam bahasa Inggris.
Tabel 2 Nama dan ukuran interval
tabel 11
Nama dan ukuran interval di atas sangat penting, khususnya ketika membuat sebuah chord4. Ada banyak jenis chord, dan masing-masing dibuat berdasarkan formula yang unik dari pengkombinasian interval nada. Tiap interval diukur dari nada awal (dikenal sebagai nada dasar) dari tipe chord yang akan disusun. Misalkan ingin membuat chord D, maka nada D dihitung sebagai nada awal (dasar) dalam perhitungan interval.
°chord dibuat dengan mengkombinasikan interval yang ada dan memainkan tiga atau lebih nada secara serentak Interval dari tipe chord yang disusun dari nada dasar dikenal sebagai tingkat (degree).
Penamaan tingkat ini mirip dengan nama inteval, hanya tingkat ini lebih sering dipakai karena penulisannya yang singkat.
Berikut ini akan diberikan daftar penamaan tingkat dan ekivalennya dengan interval dan ukuran interval (dalam satuan semiton). Untuk tetap jelas, ditulis dalam bahasa Inggris.
Tabel 3 Penamaan tingkat
tabel 12
Sangatlah penting mengingat tingkat ini, karena sangat berkaitan dalam penyusunan sebuah chord. Misalkan saja, untuk membuat chord mayor diperlukan nada dari tingkat 1, 3, dan 5. Maka jika ingin menyusun chord C mayor, nada yang dimainkan adalah nada C, E, dan G (tingkat 1, 3, dan 5 dari tangga nada C mayor). Kefasihan menyusun tangga nada sangat diperlukan dalam tahap ini.

bagian 4 (Penyusunan Chord)



II.3.1 Penyusunan Chord
Contoh chord yang sederhana adalah tipe chord triad 5. Chord-chord yang lain merupakan kelanjutan (expanded) dari tipe triad ini. Yang paling dasar adalah tipe triad mayor. Yaitu penyusunan chord mayor dengan 3 nada penyusun. Triad mayor terdiri dari nada pada tingkat 1,3, dan 5.
Beberapa chord tipe triad lainnya dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini. Perlu diingat untuk menuliskan chord ada simbol-simbol yang sudah disusun untuk memudahkan dalam penulisan. Simbol ini juga menyingkat penamaan sebuah chord.
˚triad adalah chord yang terdiri dari memainkan tiga nada yang memberikan suara harmonis
Tabel 13
Dari tabel di atas, misalkan ingin menyusun chord Csus2, maka dari tangga nada C mayor :
Nada : C–D–E–F–G–A–B–C
Tingkat : 1–2–3– 4–5– 6–7–8
Chord Csus2 adalah dengan memainkan nada C-D-G. Selanjutnya silakan Anda berlatih menyusun chord triad berdasarkan rumus pada tabel 4 di atas.

Ada kalanya penyusunan chord tidak hanya 3 nada (triad). Dengan menambahkan beberapa nada lainnya maka chord yang dimainkan kedengaran lebih ‘enak’. Untuk hal ini di sini juga diberikan beberapa rumus untuk penyusunan chord dengan nada lebih dari tiga. Akan tetapi perlu diingat, ini sifatnya tambahan dari chord triad yang sudah di jelaskan di atas. Oleh sebab itu penguasaan terhadap chord triad sangat penting.
tabel 14
tabel 15
tabel16
tabel 17 
Selanjutnya berikut ini diberikan chord tambahan untuk triad minor.

No comments:

Post a Comment

My Headlines